Catatan Perjalanan :
Keliling
Setengah Amerika
28.
Love Canal Dan Mimpi Buruk Amerika
Setelah
mendekati Love Canal dari pinggir utara, saya kemudian berputar
menuju ke pinggir selatannya. Dari luar pagar di pinggir selatan
ini tampak lebih jelas bahwa di dalam kawasan berpagar itu
terdapat beberapa sumur pemantau air tanah (monitoring well).
Agak ke tengahnya terdapat sebuah bangunan pabrik pengolahan
limbah kimia, yang berfungsi sebagai pusat pengelolaan kawasan
bekas lokasi penimbunan yang dahulu dikenal sebagai Love Canal.
Saat
saya berada di pinggir selatan ini kemudian ternyata Pak Tom
menyusul saya. Kami lalu sama-sama turun dari kendaraan dan
terlibat dalam obrolan panjang tentang tragedi yang pernah
terjadi di kawasan ini. Pak Tom rupanya sangat antusias ingin
memberi informasi dan penjelasan lebih banyak kepada saya.
Barangkali
karena heran setelah tahu saya jauh-jauh datang dari Indonesia
untuk mengunjungi Love Canal, atau memang beliau yang adalah
penduduk Niagara Falls sangat perduli dengan masalah lingkungan
kotanya. Tentu saja saya sangat menghargai upaya seorang Pak Tom
yang dalam lingkup sangat kecil telah menjalankan fungsi sebagai
duta bangsanya agar turis nyasar seperti saya ini dapat
memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya.
***
Pada
tahun 1836, pemerintah Amerika melakukan survei di wilayah
Niagara untuk mencari lokasi yang cocok bagi pembuatan sebuah
terusan yang akan menghubungkan danau Erie dan Ontario. Kemudian
dipilihlah lokasi agak ke hulu dari sungai Niagara yang akan
menembus ke kota Lewiston di arah hilir sungai dengan mengitari
air terjun Niagara.
Di
Lewiston rencananya akan dibangun pembangkit listrik tenaga air,
karena pada masa itu dipandang sangat tidak ekonomis mengalirkan
arus listrik ke wilayah Niagara Falls yang disuplai dari tempat
yang berjarak sangat jauh. Setahun kemudian, terjadinya depresi
ekonomi di Amerika dan oleh sebab-sebab lain maka rencana
konstruksi proyek itu terhenti.
Adalah
seorang pengusaha kaya bernama William T. Love yang pada tahun
1892 membangkitkan kembali rencana lama dan memimpikan sebuah
model kota industri di wilayah Niagara Falls yang memiliki pusat
listrik tenaga air dengan memanfaatkan air sungai Niagara.
Seiring
dengan sedang berkembangnya industri yang berlokasi di sepanjang
aliran sungai Niagara pada masa itu, terusan ini juga akan
memberikan jalan tembus bagi transportasi kapal dengan tanpa
melalui air terjun yang memang tidak mungkin dilalui. Maka pada
tahun 1894, pekerjaan pembuatan terusan yang kemudian disebut
dengan Love Canal (terusan Love), mulai dikerjakan.
Namun
sayang, beberapa tahun kemudian depresi ekonomi yang hebat
kembali melanda seluruh Amerika, dan proyek ini pun kehilangan
dukungan keuangan. Adanya penemuan baru yang memungkinkan
dibangunnya transmisi tenaga listrik jarak jauh secara lebih
ekonomis maka pembangunan pembangkit listrik di wilayah Niagara
Falls tidak lagi mempunyai arti strategis. Rentetan kejadian itu
memaksa William Love harus melupakan impiannya.
Pekerjaan
penggalian yang baru berhasil diselesaikan sepanjang sekitar 1,6
km lalu terhenti. Sejak saat itu hingga awal abad 20, Love Canal
kemudian banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat berekreasi
antara lain untuk berenang dan berperahu.
Pada
tahun 1920, properti milik William Love ini dilelang secara umum
dan segera saja menjadi milik pemerintah yang digunakan sebagai
tempat pembuangan limbah. Tahun 1942 hingga 1952, Hooker
Chemicals and Plastic Corp. mengambil alih kepemilikan Love Canal
dan menggunakannya sebagai tempat pembuangan limbah kimia.
Sekitar 21.000 ton limbah kimia yang kemudian diidentifikasi
sebagai bahan kimia beracun telah ditimbun di lokasi ini. Hooker
Chemicals lalu menutupnya dengan timbunan tanah buangan.
Tahun
1953, lokasi itu dijual kepada Departemen Pendidikan kota Niagara
Falls dengan harga US$1 (satu dollar). Termasuk di dalam
perjanjian jual-beli ini adalah pelimpahan tanggung jawab
terhadap akibat yang dapat ditimbulkan oleh timbunan limbah kimia
di kemudian hari.
Dengan
semakin berkembangnya jumlah penduduk akibat baby booming
pasca perang dunia dan perkembangan kota Niagara Falls ke wilayah
timur, maka Departemen Pendidikan pun membangun sekolah di atas
bekas lokasi penimbunan serta menjual sebagian areal itu untuk
lokasi perumahan umum. Pada saat itu, kepada masyarakat yang
membangun rumahnya tidak diberikan informasi yang memadahi
tentang potensi bahaya yang mungkin timbul di lokasi itu.
Seiring
dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun, hingga awal tahun
1970-an dilaporkan sering datang keluhan dari masyarakat yang
tinggal di daerah itu tentang adanya bau yang mengganggu dan
munculnya material cair ke permukaan halaman mereka, termasuk di
halaman taman bermain sekolah TK dan SD yang dibangun di situ.
Pemerintah kota lalu mengatasinya dengan menimbunnya dengan
lumpur dan tanah buangan.
Laporan
dan keluhan masyarakat masih saja terus berlangsung, hingga
pemerintah kota menunjuk sebuah perusahaan konsultan untuk
melakukan investigasi. Dilaporkan oleh perusahaan konsultan
tentang adanya pencemaran bahan kimia di lokasi itu, lalu
beberapa rekomendasi disampaikan kepada pemerintah kota guna
mengatasi masalah tersebut. Namun sejauh itu, tidak ada tindakan
apapun dari pemerintah kota Niagara Falls.
Hingga
tahun 1978, lokasi di atas bekas Love Canal serta kawasan di
sekitarnya semakin padat dan seakan-akan dilupakan orang. Lebih
800 rumah pribadi telah dibangun, 240 apartemen sederhana untuk
masyarakat ekonomi lemah telah didirikan, sebuah Sekolah Dasar
dibangun tepat di atas pusat lokasi timbunan, serta dua sekolah
lainnya berada di kawasan sekitarnya.
Puncak
keresahan masyarakat terjadi pada bulan April 1978, ketika
seorang reporter koran Niagara Gazette menurunkan
artikel bersambung tentang limbah berbahaya di kawasan Niagara
Falls termasuk lokasi bekas penimbunan limbah Love Canal.
Masyarakat pun semakin gencar menyampaikan keluhannya dan
menuntut kepada pemerintah untuk segera menindak-lanjuti.
Masyarakat pun mulai mempertanyakan tentang resiko kesehatan dan
adanya berbagai masalah kesehatan yang selama itu tidak dapat
dijelaskan sebab-musababnya.
Sejak
saat itu, masalah pencemaran di bekas lokasi Love Canal mulai
mencuat ke permukaan. Pemerintah negara bagian New York lalu
menurunkan timnya guna melakukan penelitian lapangan termasuk
studi kesehatan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar
lokasi Love Canal.
Berbagai
tindakan nyata mulai dilakukan oleh Departemen Kesehatan negara
bagian New York. Pada saat yang sama muncul tuntutan agar Sekolah
Dasar yang ada di situ segera ditutup. Berbagai pertemuan antara
pemerintah dan masyarakat juga mulai dilakukan guna membahas
berbagai ancaman kesehatan.
Tanggal
2 Agustus 1978, Departemen Kesehatan negara bagian New York
menyatakan masalah Love Canal sebagai keadaan darurat kesehatan
bagi negara bagian New York. Sekolah Dasar di jalan 99th
Street segera ditutup, para ibu hamil dan anak di bawah usia 2
tahun segera diungsikan. Pada tanggal 7 Agustus 1978, Presiden
Jimmy Carter menyatakan kawasan Love Canal sebagai bencana
nasional dan akan segera mengucurkan dana guna memindahkan 239
keluarga yang tinggal di atas bekas lokasi timbunan. Sementara
itu, berbagai topik bahasan dan isu lingkungan masih terus
berlanjut.
Tentu
saja persoalan tidak berhenti sampai di sini. Berbagai tuntutan
silih berganti masuk pengadilan baik oleh pihak masyarakat yang
tinggal di kawasan Love Canal kepada pemerintah maupun Occidental
Petroleum (induk perusahaan Hooker Chemicals), juga tuntutan oleh
pemerintah kepada Occidental Petroleum. Umumnya tuntutan
berkaitan dengan masalah tanggung jawab terhadap resiko
kesehatan, pengamanan lingkungan maupun ganti-rugi. Berbagai
riset dan studi berkaitan dengan masalah-masalah lingkungan dan
kesehatan juga terus dilakukan.
Pada
tanggal 1 Oktober 1980, Presiden Jimmy Carter mengunjungi Niagara
Falls dan menandatangani pendanaan guna mengungsikan lagi semua
masyarakat yang masih menginginkan pindah dari tinggal di lokasi
itu. Belakangan lalu muncul pertanyaan menggelitik, kenapa baru
saat itu Presiden berkunjung ke Niagara Falls?
Banyak
kalangan menyayangkan, banyak keputusan politis atas masalah Love
Canal yang dikaitkan dengan tujuan politis pula. Seperti semua
orang Amerika tahu, bahwa hari Selasa pertama di bulan Nopember
tahun itu adalah hari pemilihan umum. Karena itu tidak aneh kalau
mendekati hari itu banyak keputusan politis diluncurkan oleh
kalangan birokrat, termasuk untuk Love Canal. Ya, apalagi kalau
bukan untuk menggalang simpati masyarakat menghadapi pemilu.
Karena itu masyarakat juga tidak mau kehilangan momentum. Itulah
saat paling tepat guna mendesak pemerintah agar berbuat sesuatu
yang lebih nyata.
Lokasi bekas Love Canal kini telah ditutup dengan lapisan plastik, lempung dan tanah pucuk (topsoil) dan lalu dipagar keliling. Di luar kawasan berpagar itu, pada tahun 1988 telah dinyatakan sebagai kawasan layak huni. Sejak tahun 1995, Occidental Chemical mengambil alih semua operasi pusat pengolahan limbah kimia yang didirikan di lokasi itu.
Tak
terhitung lagi berapa biaya yang telah dikeluarkan baik oleh
pemerintah Amerika maupun Occidental Petroleum. Dari angka-angka
yang dipublikasikan, tercatat ratusan juta dollar telah
dikeluarkan untuk pemindahan penduduk, pembersihan dan
pengelolaan bekas timbunan, riset dan berbagai studi terkait,
belum termasuk gangguan kesehatan yang dialami masyarakat serta
anak-anak yang meninggal dunia. Pihak Occidental tidak dapat
menutup mata bahwa dari salah satu bahan kimia buangan yang
mengandung dioxin saja, akan cukup untuk membunuh 700 juta
manusia.
William
T. Love tentu tidak pernah bermimpi bahwa seabad kemudian Love
Canal akan berubah menjadi tragedi yang telah membangunkan
Amerika dari mimpi buruk yang harus dibayarnya dengan sangat
mahal. Saking trauma-nya, sampai-sampai Badan Perlindungan
Lingkungan Amerika (EPA) pernah menginginkan mengganti nama Love
Canal menjadi Sunrise City, agar kata Love Canal tidak ada lagi
dalam perbendaharaan kata di Amerika.- (Bersambung)
Yusuf
Iskandar